Pisang Peppe, Bukan Pisangnya yang Enak, Tapi Sambalnya

Pisang peppe bisa menjadi pengganti nasi, sebab mampu mengenyangkan perut yang keroncongan.

Editor: Muhammad Irham
cookpad
Pisang Peppe 

TRIBUN-TIMUR.COM - Selain pisang epe, Sulawesi Selatan juga memiliki kuliner khas yakni Pisang Peppe. Saat suasana hujan atau panas terik, kuliner ini sangat cocok menemani hari-hari Anda.

 Pisang peppe bisa menjadi pengganti nasi, sebab mampu mengenyangkan perut yang keroncongan.

Keberadaanya tak bisa pula dipandang remeh—banyak yang menyukainya. Pisang peppe memiliki cita rasa tersendiri yang bikin ketagihan bagi penikmatnya.

Pisang peppe, biasa pula dikenal dengan sanggara peppe. Sanggara jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia berarti goreng.

Sanggara peppe adalah pisang yang digoreng. Inilah yang membedakan antara pisang epe dengan pisang peppe. Jika pisang epe dibakar maka pisang peppe digoreng.

Hal yang membedakan lainnya adalah jenis pisangnya, pisang epe biasanya digunakan adalah pisang setengah matang atau mengkal. Pisang peppe bahan bakunya lebih bagus jika pisang mentah.

Semua jenis pisang sebenarnya bisa dibuat sanggara peppe. Yang khas dari jenis kuliner ini adalah sambalnya.

Pisang peppe tanpa sambal akan terasa sangat hambar. Nah, sambalnya inilah yang membuat lidah terasa menari jika dimakan, jadi bukan pisangnya, tapi sambalnya. Semakin pedas maka  tariannya akan semakin aduhai.

Bagi penyuka makanan pedas, pisang peppe bisa jadi pilihan yang menarik. Bukan hanya pengisi dikala sedang sepi, memakan pisang peppe bisa membuat pula kenyang.

Cara membuatnya

Membuat pisang peppe atau sanggara peppe cukup mudah. Bahannya pun tak rumit, juga tak perlu mengeluarkan banyak modal.

Seorang penjual pisang peppe di Makassar, Lisa, mengatakan, modal membuat pisang peppe tak terlalu menguras dompet. Bahan yang paling banyak memakan biaya hanyalah pisang dan minyak goreng.

“Modal 30 ribu sudah cukup,” akunya.

Selain modalnya ‘ringan’ membuatnya juga cukup mengupas pisang mentah, lalu goreng. Setelah pisangnya matang, angkat dari penggorengan—tiriskan sejenak lalu ‘peppe’. Peppe bisa diartikan dengan pukul.

Hanya cara memukul pisang peppe tidak seperti memukul pada umumnya. Pisang yang telah matang biasanya hanya dijepit saja atau ditindis dengan benda tertentu hingga berbentuk pipih.  yang awalnya lonjong membulat harus berubah jadi datar.

Setelah pisang bersalin wajah berbentuk pipih, pisang tersebut kembali digoreng hingga berwarna kemerah-merahan atau matang betul dan keras. Efek yang ingin didapat dari cara menggoreng ini adalah agar pisang jika dimakan seperti kripik—kriuk-kriuk.

Setelah matang, siapkanlah sambalnya. Sebab seperti yang saya tadi, pisang peppe ini lebih nikmat jika disajikan dengan sambal.

Sambalnya ini biasanya terbuat dari tomat, terasi, cabai kecil, serta garam. Semua bahan dihaluskan menjadi satu.

Pisang peppe sendiri biasanya banyak dibuat di rumah sendiri karena warung yang membuat pisang peppe ini masih sangat jarang.

Hemm, kembali ke Lisa. Lisa biasanya membuat pisang peppe sepulang mengajar. Ia memanfaatkan kosannya untuk berjualan. Cara menjualnya pun dengan memanfaatkan media sosial.

“Keuntungannya lumayan, bisa mencapai 200-300 ratus ribu perhari,” katanya.

Pisang peppe, merupakan kuliner yang tak terlalu populer. Lumayan sulit ditemukan, sebab tak ada lokasi khusus untuk menjualnya. Berbeda dengan pisang epe yang mudah ditemukan di Pantai Losari Makassar.

Dengan kurangnya penjual kuliner khas pisang peppe, bisa jadi peluang bagi pelaku usaha untuk membuat jajanan ini agar lebih dikenal. Agar lebih banyak orang yang bergoyang lidahnya menikmati sensasi pisang peppe yang bikin rindu.(*)

Ikuti kami di
436 articles 182 0
Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved